UPAYA MENINGKATKAN SIKAP TERITORIAL DALAM RANGKA
MENGAMANKAN DAN MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN BESERTA HASIL-HASILNYA PENDAHULUAN
a.
Komando teritorial adalah salah satu unsur kekuatan pertahanan dan keamanan
yang bergerak dalam bidang teritorial, satuan teritorial sangat penting
keberadaanya dilingkungan TNI-AD. Karena dengan adanya satuan komando teritorial
dapat memonitor situasi keamanan yang berada di pelosok daerah yang ada
diseluruh tanah air.
b.
Keberhasilan tugas suatu Satuan teritorial untuk memantau situasi di tiap-tiap
pelosok tanah air bergantung pada organisasi dan personilnya itu sendiri.
Sedangkan patokan keberhasilan tugas tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan
aparat teritiorial itu sendiri mulai dari satuan teritorial ingkat pusat sampai
tingkat yang paling rendah
c.
Apabila dikaitkan dengan situasi sekarang ini, program pemerintah dalam hal
pembangunan memerlukan perhatian yang cukup besar terutama koter, karena
apabila dari kegiatan roda pembangunan terjadi kekacauan maka akan terasa juga
terganggunya kestabilanan nasional.
d.
Dalam hal ini peranan komando teritorial sangat penting artinya, guna mendukung
keberhasilan pembangunan. Komando teritorial perlu mempersiapkan dirinya
untuk dapat mendukung pelaksanaan
tersebut yang pada hakekatnya keberhasilan tugas bidang teritorial bergantung
pada pembinaan teritorial dengan sikap teritorial yang saling berkaitan.
Apabila pembinaan dan penerapan sikap teritorial yang baik akan meningkatkan
sikap teritorial bagi aparat teritorial itu sendiri.
a.
Maksud. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan sikap teritorial bagi aparat
teritorial dalam rangka mengamankan dan menyukseskan pembangunan.
b.
Tujuan. Agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan bagi para penentu kebijaksanaan atau Komando-komando satuan dalam
upaya meningkatkan sikap teritorial bagi aparat teritorial.
3. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup tulisan ini meliputi pembahasan sikap teritorial bagi aparat
teritorial dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, dengan tata urut sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
b. Kondisi
Apter saat ini
c. Faktor
yang mempengaruhi
d. Kondisi
Apter yang diharapkan
e. Upaya
meningkatkan sikap teritorial bagi Apter
f. Kesimpulan
dan saran Kesimpulan dan saran
g. Penutup.
4. Pendekatan. Pembahasan dalam
tulisan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan empiris dan pragmatis.
a.
Sikap
teritorial.
Adalah wujud nyata pengamalan dan penghayatan Sapta Marga, Sumpah Prajurit
dalam bentuk keseluruhan tingkah laku, tindak tanduk dan cara seseorang
berhubungan dengan sesamanya dan dalam rangka mengamankan dan menyukseskan
pembangunan.
b.
Pembinaan
teritorial.
Adalah segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perencanaan,
penyusunan, pengembangan, pengarahan serta pengendalian potensi wilayah dengan
segenap aspeknya dalam rangka menjadikan wilayah sebagai ruang, alat kondisi
juang guna kepentingan Hankam.
6.
Umum. Didalam pelaksanaan tugas suatu koter di
Indonesia ada beberapa paktor yang menentukan keberhasilan jalanya organisasi
tersebut, baik organisasi, sarana dan prasarana, pembinaan, data-data yang
mendukung serta yangpaling
berpengaruh dominan adalah aparat teritorial itu sendiri, oleh sebab itu di
dalam suatu organisasi Koter, kemampuan menjalankan tugas aparat teritorial
bergantung kepada kemampuan yang dimiliki oleh aparat teritorial itu sendiri.
7.
Kemampuan Aparat Teritorial. Dijaman sekarang ini
faktor penyebab keberhasilan tugas komando teritorial baik Kodam, Korem, Kodim
dan Koramil adalah aparat teritorialnya. Didalam salah satunya organisasi yang
ada di atas, banyak jabatan yang harus diemban oleh seorang pejabat masih belum
sesuai, seperti contoh seorang Dan Ramil yang seharusnya dijabat oleh seorang
Perwira masih ada yang dijabat oleh seorang Bintara, oleh sebab itu kemampuan
Bintara tersebut belum cukup untuk menempati jabatan itu karena ilmunya
kurang mencukupi, selain itu juga pejabat Babinsa suatu
desa yang seharusnya dijabat oleh seorang Bintara masih juga ada yang
dijabat oleh Tamtama. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan organisasi begitu
juga kemampuannya pun belum mencukupi atau menjangkau. Ada juga seorang pejabat
harus merangkap jabatan lain sehingga terlihat kurang maksimal didalam
melaksanakan tugasnya, jangankan jabatan rangkap, kemampuanya pun kalau kita
pandang kurang mencukupi ditambah lagi orientasi tugas yangmenuju ke
arah pribadi, sehingga memenuhi
kebutuhan sehari-hari yang dikarenakan kebutuhan sehari-hari si
pejabat itu sendiri, sehingga terlihat kekurang sempurnaan tugas yang harus
dikerjakanya, mungkin si pejabat itu kurang motivasi didalam melaksanakan tugas
fungsinya dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Padahal satuan
menuntut pelaksanaan tugasnya dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak
menghambat tugas pada satuan atasnya atau yang lebih besar dan lebih tinggi.
8.
Kemampuan Pembinaan Aparat Teritorial. Untuk mendidik aparat teritorial agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik di suatu Lembaga pendidikan dibutuhkan
tenaga pembina aparat teritorial yang handal, punya kemampuan pengalaman yang
lebih baik dibandingkan dengan yang dibinanya. Namun hal ini belum juga sesuai
dengan apa yang diharapkan, karena disuatu Lembaga Pendidikan teritorial
sipembina tersebut mengorientasikan program pengajaran yang mengaruh kepada
keperluan pribadi, karena ini semua ditemui saat si pembina menjalankantugasnya
saat di koter, sehingga terlihat kekurangan profesionalismenya sipembina dalam
menurunkan ilmu-ilmu yag pernah dimilikinya, dan jelas sasaran pembinaan
kurang mengenal yang mengakibatkan terdidik aparat teritorial yang
mengorientasikan tugasnya untuk kepentingan pribadinya sendiri, sehingga ada
penilaian terhadap aparat teritorial ini kurang dapat memberikan ilmu yang baik
dan benar dalam melaksanakanya.
9. Lembaga Pendidikan Aparat
Teritorial. Lembaga Pendidikan teritorial sebagai salah
satu pembentuk aparat teritorial yang diharapkan dapat
membentuk aparat teritorial yang ada pada saat ini sangat terbatas. Hal
ini terlihat dengan terpusatnya Lembaga Pendikan Aparat Teritorial yang berada
di Jawa Barat. Dengan terpusatnya Lembaga Pendidikan Aparat Teritorial ini akan
memberikan hambatan bagi calon peserta didik karena terkesan jauh, dikarenakan
komando teritorial yang ada posisinya di seluruh tanah air, sehingga untuk
mencapai Lembaga Pendidikan tersebut memerlukan waktu, biaya,
tenaga untuk mencapainya bagi si calon terdidik.
10.
Umum. Untuk membentuk aparat teritorial sesuai dengan
harapan yang telah terprogram oleh satuan atas agar dapatmelaksanakan
tugasnya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, sekarang ini terdapat
beberapa faktor yang mungkin dapat menghambat pembentukan aparat teritorial.
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi.
Secara garis besar ada 2 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan
Apter itu sendiri, antara lain :
a.
Faktor Intern.
1)
Modal dasar
kemampuan.
Bila kita tinjau dari modal dasar kemampuan, sampai sekarang ini masih terdapat
aparat teritorial yang berpendidikan rendah seperti SD, SMP, sehingga didalam
kita memberikan tambahan pendidikan, penataran atau kegiatan lain yang dapat
membangun, kurang dapat diterima, sehingga menemui hambatan proses penambahan
si aparat teritorial itu sendiri.
2)
Motivasi/kemauan. Seorang manusia yang akan dididik walaupun ada
program dari satuan atas atau satuan sendiri,
apabila tidak ada motivasi untuk menambah pengetahuannya,
maka kegiatan ini tidak akan berjalan. Ini bisa dikarenakan si aparat teritorial
yang akan kita didik mempunyai permasalahan. Contohnya : ekonomi, sosial atau
kondisi lingkungan.
3)
Keadaan ekonomi. Bila kita kaitkan antara si aparat
teritorial untuk dididik dan keadaan ekonomi yang dihadapinya, banyak orang
yang menolak mengikuti pendidikan dikarenakan jauhnya lokasi lembaga pendidikan
terotorial yang akan didatangi. Lebih-lebih sekarang ini karena kondisi yang
ada, masih adanya pendidikan yang berangkat dengan biaya sendiri, sehingga
menurunkan motivasi untuk mengikuti pendidikan teritorial.
4)
Kegunaan ilmu dan jabatan. Adanya anggapan pada aparat teritorial
bila aparat terotorial tersebut disekolahkan/ dikursuskan atas suatu bidang,
banyak mendapatnya tentang masalah hasil pendidikan saya ini untuk apa, apakah
saya nanti naik jabatan atau paling-paling ilmu ini tidak akan berguna. Alasan
ini pula yang dapat menghambat tujuan yang kita harapkan.
b.
Faktor Ektern.
1)
Lingkungan satuan. Salah
satu faktor penting yang mempengaruhi adalah lingkungan, apabila si aparat
teritorial tinggal disuatu tempat dimana lingkungan tersebut didapatkan
orang-orang yang berpendidikan rendah, kerawanan terhadap kriminal, kurang mau
mendukung satu sama lain, sehingga dapat menurunkan semangat untuk melaksanakan
pendidikan/kursus karena ia akan berpikiran lingkunganya sama-sama
berpendidikan rendah, kemudian kalau ditinggalkan mungkin dapat membahayakan
kehidupan keluarganya dan tidak satupun tetangga kiri-kanan yang mendukung
mendorong si aparat teritorial tersebut untuk menambah pengetahuanya sehingga
satuan Koter akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan pengetahuan aparatnya.
2)
Penilaian atasan. Penilaian atasan terhadap suatu
bawahan di lingkungan TNI-AD sangat berpengaruh besar terhadap pembahasan karir
dan pendidikan dalam diri seorang prajurit, karena tingkah laku. Cara
pelaksanaan tugas seorang prajurt yang tidak berkenaan dihati atasanya
merupakan hal yang cukup berpengaruh didalam menentukan peningkatan pendidikan
maupun karier seseorang.
3)
Rumah dan keluarga. Bila kita analisa dari
permasalahan rumah, rumah keluarga ini juga mempengaruhi psikologi seseorang.
Mungkin mereka berfikir kalau saya berangkat, berarti saya meninggalkan anak
dan istri, rumah. Mungkin karena ia sedang membuat rumah dan anak-anaknya masih
membutuhkan biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari, ini bisa mengakibatkan
rindu rumah dan keluarga, sehingga ia menolak untuk pendidikan.
4)
Kebutuhan organisasi. Apabila seorang aparat
teritorial didalam menduduki suatu jabatan rangkap, dimana salah satu jabatan
tersebut dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari tidak bisa ditinggalkan, maka
peluang si aparat teritorial tersebut akan terhambat walaupun aparat teritorial
tersebut mempunyai keinginan untuk melaksanakan pendidikan, ini juga bisa
disebabkan karena kurangnya personil/kosongnya personil teritorial di suatu
satuan komando teritorial.
12. Kendala.
Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi diatas, terdapat beberapa kendala
yang dapat menghambat pelaksanaan diatas, antara lain :
a.
Modal dasar kemampuan aparat teritorial. Tingkat pendidikan
parajurit tersebut pada saat sebelum masuk menjadi tentara
sangat rendah, sehingga apabila mengikuti
pendidikan/kursus tidak mengerti terhadap pelajaran dan yang akan diterimanya
akan lamban, juga modal dasar ia sebagai prajurit teritorial mungkin karena
masuk tentara, karena ia kekurangan ekonomi pada keluarganya sehingga ia kurang
mengenyam pendidikan.
b.
Motivasi.
Bila dipandang dari faktor individu itu sendiri, faktor inisiatif sangatlah
berperan dalam pelaksanaannya, karena siapapun orangnya apabila di dalam diri
aparat teritorial itu tidak ada inisiatif untuk mau mengikuti, tetap saja tidak
ada gunanya, sehingga apapun yang ia dapatkan pada saat ia pendidikan akan hilang
percuma.
c.
Ekonomi. Dari
beberapa contoh yang pernah diketahui di lapangan. Faktor ekonomi tetap
memegang peranan, apabila tiap orang yang akan mengikuti pendidikan dengan
biaya sendiri, maka biaya untuk kehidupan keluarga akan berkurang.
d.
Lingkungan. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap
pendidikan seseorang adalah lingkungan. Apabila lingkungan sekitar tidak
memberikan tanggapan yang baik terhadap si aparat teritorial tersebut, maka
akan didapatkan kamalasan untuk mengikuti pendidikan tersebut.
e.
Kebutuhan Organisasi. Dari beberapa faktor kendala
diatas sebagai rencana peningkatan kemampuan aparat teritorial adalah kebutuhan
organisasi. Jelas apabila organisasi tidak membutuhkan orang untuk dididik guna
mengisi organisasi, maka proses pendidikan ini tidak akan berlangsung/
terlaksana.
13. Peluang.
Dihadapkan dengan peluang yang ada, sebenarnya pihak kita dapat melaksanakan
rencana peningkatan sikap dan kemampuan aparat teritorial ini, bila ditinjau
dari peluang bisa didapatkan antara lain :
a
Faktor modal dasar kemampuan ini sebenarnya dapat ditingkatkan sedikit-demi
sedikit kepada aparat teritorial itu sendiri dengan diadakanya pendidikan awal
persiapan di satuan, tentang hal yang akan dihadapi.
b.
Motivasi/kamauan.
Ini sebenarnya bisa dibentuk disatuan tempat aparat teritorial tempat
melaksanakan tugasnya sehari-hari yang datangnya dari komandan satuan mulai
dari yang rendah sampai yang tertinggi di suatu satuan Koter.
c.
Keadan ekonomi bagi si calon pendidik sebenarnya ada, tentunya dengan dana
satuan yang ada dan bantuan dari dana pribadi yang dibutuhkanya.
d.
Masalah kegunaan ilmu itu sendiri sebenarnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan
yang pengisian organisasi.
e.
Bagi lingkungan satuan sebenarnya banyak peluang yang perlu dilakukan karena
demi keberhasilan tugas koter itu sendiri untuk meningkatkan mutu satuan.
f.
Penilaian atasan terhadap seseorang aparat teritorial sebenarnya bisa dikatakan
fleksibel. Ini disebabkan dengan keterkaitan kebutuhan organisasi yang
memerlukan keseimbangan tugas dengan perintah untuk melaksanakan
kursus/pendidikan tersebut.
14. Umum. Dari
pembahasan diatas secara garis besar karena tuntunan zaman yang mengikuti arus
globalisasi, maka diharapkan setiap apter yang memangku jabatan yang di
embannya harus melalui tugas sesuai dengan apa yang diharapkan.
15.
Kemampuan apter yang diharapkan. Untuk tercapainya peran apter yang baik
dan sukses dalam mendukung koter dalam mengkondisikan situasi yang adil, aman
dan terkendali. Tentunya kwalitas
apter harus mantap disegala aspek baik pribadi tingkah laku, watak serta
kemampuannya. Kemampuan yang diharapkan mencakup kemampuan teritorial dan
komsus yang mantap dan dapat dihandalkan, yaitu :
a.
Kemampuan deteksi dini.
1) Kemampuan
untuk mendeteksi secara dini kecenderungan perkembangan lingkungan sehingga
memungkinkan lebih banyak mengambil tindakan”Preventif” dari pada “Represif”.
2) Kemampuan
untuk menyelenggarakan “Temu Cepat” dan “Lapor Cepat” dengan baik sehingga
dapat meniadakan ancaman yang dihadapi.
3) Kemampuan
untuk memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perkembangan kondisi sosial
(Ipoleksosbud Hankam) yang dapat menimbulkan keresahan di lingkungan
masyarakat.
b.
Kemampuan Pembinaan Teritorial.
1) Kemampuan
mengidentifikasi masalah geografi, demografi dan kondisi sosial.
2) Kemampan
merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan Binter agar menjadi Rak Juang yang
tangguh guna kepentingan Hankamneg.
3) Kemampuan
merencanakan, meyiapkan dan melaksanakan bhakti TNI dalam rangka pembinaan
wilayah pada umumnya dan pembinaan teritorial pada khususnya.
4) Kemampuan
untuk ikut serta membina transmigran dengan mewujudkan desa sebagai strong hold
dalam rangka Binter.
c.
Kemampuan Pembinaan Wilayah.
1) Kemampuan
mencegah dan menaggulangi gejolak sosial dalam kehidupan masyarakat
2) Kemampuan
sebagai Dinamisator pembangunan dalam pemecahan permasalahan yang ada di
daerah.
3) Kemampuan
memobilisasi rakyat dalam upaya pemeliharaan stabilitas keamanan Nasional dan
pelaksanaan pembangunan.
d.
Kemampuan Pembinaan Ratih.
1) Kemampuan
untuk ikut serta merencanakan, menyiapkan serta melaksanakan pembinaan
dalam kekuatan khususnya cadangan TNI – AD.
2) Kemampuan
untuk merencanakan, menyiapkan, serta melaksanakan pembinaan/pengendalian
perlawanan rakyat untuk mengadakan perlawanan
yang teratur terhadap lawan guna membantu operasi militer.
yang teratur terhadap lawan guna membantu operasi militer.
e.
Kemampuan Sebagai Inovator Pembangunan.
1) Kemampuan
untuk menimbulkan motivasi masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan.
2) Kemampuan
untuk mengikuti perkembangan kehidupan masyarakat (Ipoleksosbud Hankam) guna
menemukan hambatan – hambatan dalam pembangunan.
3) Kemampuan
untuk memelihara data yang lengkap dan akurat.
4) Kemampuan
untuk mengamankan program pembangunan di daerah baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat melalui saran pendapat kepada Legislatif, Yudikatif,
maupun Eksekutif dinas.
5) Kemampuan
mengkoordinir dan mengintegrasikan pelaksanaan tugas segenap aparatur
pemerintah didaerah melalui forum Muspida dalam rangka mensukseskan kebijakan
pemerintah.
6) Kemampuan
untuk memelihara hubungan baik dengan pimpinan dan tokoh masyarakat guna
menjalin saling pengertian untuk memperoleh partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
f.
Kemampuan Komsos.
1) Kemampuan
setiap prajurit memahami, menguasai Dwi Fungsi TNI sebagai konsep politik.
2) Kemampuan
setiap prajurit sebagai stabilisator dan dinamisator dalam supra maupun
infra struktur politik untuk mencapai kondisi nasional yang stabil dan dinamis
agar dapat mendukung keberhasilan dan kesinambungan pembangunan nasional.
3) Kemampuan
untuk menyelenggarakan “ Temu Cepat “ dan “Lapor Cepat“ tentang
keresahan / permasalahan Sospol.
4) Kemampuan
untuk mendinamisasikan lingkungan kehidupan lembaga atau instansi ditempat
karyawan TNI ditugaskan.
5) Kemampuan
memelihara dan meningkatkan stabilitas Ipoleksosbud dan pemantapan, penghayatan
dan pengamalan Pancasila untuk menangkal setiap bentuk kerawanan yang timbul.
6) Kemampuan
memanfaatkan setiap kesempatan yang ada dalam rangka memasyarakatan Dwi Fungsi
TNI dilingkungan TNI maupun masyarakat luas termasuk mendorong/membantu para
pakar sipil dalam rangka memasyarakatkan Dwi Fungsi TNI.
7) Kemampuan
mengupayakan berkurangnya kesenjangan sosial dalam masyrakat guna mengurangi
kerwanan sosial (SARA).
16. Umum.
Dari sekian banyak kendala dan peluang yang kita hadapi didalam mewujudkan apa
yang dicita-citakan oleh koter agar dapat mancapai apa yang diinginkan perlu
kiranya diusahakan jalan pemecahannya.
17. Upaya yang dilaksanakan.
Dibawah ini diusahakan beberapa upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang ada,
antara lain :
a.
Aspek tujuan. Diharapkan dari komando teritorial dapat
merencanakan mempersiapkan dan melaksanakan agar aparat teritorial meningkatkan
sikapnya di dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari.
b.
Aspek Objek. Ditinjau dari aspek
sasaran diharapkan seluruh aparat teritorial yang ada diorganisasi koter
tersebut dapat merasakan pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
c.
Aspek subjek. Subjek dari pada peningkatan
kemampuan ini adalah specialisme jabatan beserta tugas yang diembanya.
d.
Aspek sasaran. Yang dimaksud dengan sasaran disini
adalah bagaimana ilmu yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan sikap
teritorial terwujud selama digembleng dilembaga pendidikan.
e.
Methode pengajaran yang cocok untu diterapkan langsung dijarkan adalah teori
dan praktek langsung dilapangan. Dikaitkan dengan program untuk menghadapi
pembangunan beserta hasil-hasilnya.
f.
Pelaksanaan. Dikaitkan
dengan tujuan peningkatan kemampuan dan sikap aparat teritorial diharapkan dari
koter itu sendiri mewujudkan dan membantu pelaksanaan pendidikan dengan cara
antara lain :
1)
Memberikan pendidikan awal satuan koter itu sendiri setiap hari agar dapat
mempersiapkan aparat teritorial itu sendiri untuk dididik.
2)
Komando teritorial juga membangun motivasi aparat teritorial untuk mampu dan
lebih siap menghadapi tugas-tugasnya yang menjadi tuntutan zaman.
3)
Dari faktor ekonomi, agar komando teritoril membantu menyiapkan dana pendidikan
bagi aparatnya yang akan diberangkatkan ke lembaga pendidikan teritorial atau
dengan meminta bantuan kepada satuan yang lebih atas.
a.
Dengan pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, aparat teritorial harus lebih
meningkatkan sikap teritorialnya demi terciptanya suatu kondisi yang
menguntungkan didalam mengamankan pembangunan, sekaligus menjadi tantangan
tugas bagi jajaran koter yang ada di tanah air.
b.
Kondisi Koter ( Korem, Kodim, dan Koramil ) saat ini masih memiliki
keterbatasan baik personil, kemampuan, perumahan, sarana dan prasarana yang
dapat membantu Koter didalam mempersiapkan apternya agar mempunyai kemampuan
sikap teritorial untuk memonitor perkembangan situasi yang berkembang dan malah
dapat menimbulkan permasalahan – permasalahan yang semakin kompleks.
c.
Masih ada peluang untuk menutupi keterbatasan dan kelemahan yang ada pada koter
khususnya apter melalui pembinaan satuan, meningkatkan kemampuan personil dan
penyelenggaraan operasi teritorial.
d.
Masih ada kekurangan dari aparat dari teritorial itu sendiri untuk melaksanakan
tugasnya secara maksimal dikaitkan dengan keadaan tiap- tiap individu yang
belum yakin akan keberhasilan tugas yang diembannya.
a.
Pengisian organisasi koter yang dinilan kurang dalam menghadapi pengamanan
pembangunan didaerah – daerah yang terbelakang yang sudah mempunyai kemampuan
dan gaya sikap teritorial yang lebih dibandingkan dengan yang ada sekarang ini.
b.
Peningkatan kemampuan bagi aparat teritorial itu sendiri baik dari dalam satuan
koter itu sendiri ataupun dari lembaga yang ada diluar koter tersebut.
c.
Penyelenggaraan operasi teritorial secara ketat dan rutin di daerah – daerah
yang diperkirakan rawan keamanan guna mengantisipasi era tinggal landas
pembangunan.
PENUTUP
Demikian tulisan ini dibuat sebagai bahan masukan komando atas dalam menentukan
kebijaksanaan lebih lanjut untuk meningkatkan apter dalam menyukseskan
pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar